Apa itu Agrowisata
Dalam istilah sederhana, agritourism didefinisakan sebagai perpaduan antara
pariwisata dan pertanian dimana pengunjung dapat mengunjungi kebun, peternakan
atau kilang anggur untuk membeli produk, menikmati pertunjukan, mengambil
bagian aktivitas, makan suatu makanan atau melewatkan malam bersama di suatu
areal perkebunan atau taman (www.farmstop.com)
“Agricultural tourism, or agri-tourism, is one alternative for improving
the incomes and potential economic viability of small farms and rural
communities” (www.sfc.ucdavis.edu)
Sementara
definisi lain mengatakan, agritourism adalah sebuah alternatif untuk
meningkatkan pendapatan dan kelangsungan hidup, menggali potensi ekonomi petani
kecil dan masyarakat pedesaan (www.farmstop.com)
Di
Indonesia, Agrowisata atau agroturisme
didefinisikan sebagai sebuah bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha
agro (agribisnis) sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas
pengetahuan, pengalaman, rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian. Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata
yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata. Tujuannya adalah
untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha dibidang
pertanian. Melalui pengembangan agrowisata
yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, diharapkan bisa
meningkatkan pendapatan petani sambil melestarikan sumber daya lahan, serta
memelihara budaya maupun teknologi lokal (indigenous knowledge) yang umumnya
telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya (http://database.deptan.go.id)
Sutjipta
(2001) mendefinisikan, agrowisata
adalah sebuah sistem kegiatan yang terpadu dan terkoordinasi untuk pengembangan
pariwisata sekaligus pertanian, dalam kaitannya dengan pelestarian lingkungan,
peningkatan kesajahteraan masyarakat petani.
Agrowisata dapat
dikelompokkan ke dalam wisata ekologi (eco-tourism), yaitu kegiatan perjalanan
wisata dengan tidak merusak atau mencemari alam dengan tujuan untuk mengagumi
dan menikmati keindahan alam, hewan atau tumbuhan liar di lingkungan alaminya
serta sebagai sarana pendidikan (Deptan, 2005)
Antara
ecotourism dan agritourism berpegang pada prinsif yang sama. Prinsif-prinsif
tersebut, menurut Wood (dalam Pitana, 2002) adalah:
a) Menekankan serendah-rendahnya dampak negatif
terhadap alam dan kebudayaan yang dapat merusak daerah tujuan wisata.
b) Memberikan pembelajaran kepada wisatawan
mengenai pentingnya suatu pelestarian.
c) Menekankan pentingnya bisnis yang bertanggung
jawab yang bekerjasama dengan unsur pemerintah dan masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan penduduk lokal dan memberikan manfaat pada usaha pelestarian.
d)
Mengarahkan keuntungan ekonomi secara
langsung untuk tujuan pelestarian, menejemen sumberdaya alam dan kawasan yang
dilindungi.
e)
Memberi penekanan pada kebutuhan zone
pariwisata regional dan penataan serta pengelolaan tanam-tanaman untuk tujuan
wisata di kawasan-kawasan yang ditetapkan untuk tujuan wisata tersebut.
f)
Memberikan penekanan pada kegunaan
studi-studi berbasiskan lingkungan dan sosial, dan program-program jangka
panjang, untuk mengevaluasi dan menekan serendah-rendahnya dampak pariwisata
terhadap lingkungan.
g)
Mendorong usaha peningkatan manfaat
ekonomi untuk negara, pebisnis, dan masyarakat lokal, terutama penduduk yang
tinggal di wilayah sekitar kawasan yang dilindungi.
h)
Berusaha untuk meyakinkan bahwa
perkembangan pariwisata tidak melampui batas-batas sosial dan lingkungan yang
dapat diterima seperti yang ditetapkan para peneliti yang telah bekerjasama
dengan penduduk lokal.
i)
Mempercayakan pemanfaatan sumber
energi, melindungi tumbuh-tumbuhan dan binatang liar, dan menyesuaikannya
dengan lingkungan alam dan budaya.
“People want an experience that’s completely different from their daily
lives. They want an escape from the stress of traffic jams, cell phones, office
cubicles and carpooling. Parents want their children to know how food is grown
or that milk actually comes from a cow (not the supermarket shelf!)”
(www.farmstop.com)
Di beberapa
negara, agritourism bertumbuh sangat pesat dan menjadi alternatif terbaik bagi
wisatawan, hal ini disebabkan, agritourism akan membawa seseorang mendapatkan
pengalaman yang benar-benar berbeda dari rutinitas kesehariannya. Mereka ingin
keluar dari kejenuhan, tekanan kemacetan lalulintas, telepon selular, suasana
kantor dan hiruk pikuk keramaian. Orang tua ingin anak-anak mereka dapat
mengetahui dari mana sebenarnya makanan itu berasal atau mengenalkan bahwa susu
itu dari seekor sapi bukan rak supermarket (www.farmstop.com)
Utama (2005)
menemukan, faktor pendorong wisatawan mengunjungi objek wisata bertipe
ecotourism dan agritourism (Studi Kasus Kebun Raya Eka Karya Bali) adalah
dominan dipengaruhi oleh faktor relaxation, escape, strengthening family bond,
dan play. Kunjungannya untuk memenuhi tujuan penyegaran tubuh, menghilangkan
kejenuhan, ajakan teman atau keluarga, dan mencari hiburan atau bermain.
Pada era ini, manusia di bumi hidupnya dipenuhi dengan kejenuhan, rutinitas dan segudang kesibukan. Untuk kedepan, prospek pengembangan agrowisata diperkirakan sangat cerah. Pengembangan agrowisata dapat diarahkan dalam bentuk ruangan tertutup (seperti museum), ruangan terbuka (taman atau lansekap), atau kombinasi antara keduanya. Tampilan agrowisata ruangan tertutup dapat berupa koleksi alat-alat pertanian yang khas dan bernilai sejarah atau naskah dan visualisasi sejarah penggunaan lahan maupun proses pengolahan hasil pertanian. Agrowisata ruangan terbuka dapat berupa penataan lahan yang khas dan sesuai dengan kapabilitas dan tipologi lahan untuk mendukung suatu sistem usahatani yang efektif dan berkelanjutan. Komponen utama pengembangan agrowisata ruangan terbuka dapat berupa flora dan fauna yang dibudidayakan maupun liar, teknologi budi daya dan pascapanen komoditas pertanian yang khas dan bernilai sejarah, atraksi budaya pertanian setempat, dan pemandangan alam berlatar belakang pertanian dengan kenyamanan yang dapat dirasakan. Agrowisata ruangan terbuka dapat dilakukan dalam dua versi/pola, yaitu alami dan buatan (http://database.deptan.go.id)
Selanjutnya agrowisata ruangan terbuka dapat dikembangkan dalam dua versi/pola, yaitu alami dan buatan, yang dapat dirinci sebagai berikut:
Pada era ini, manusia di bumi hidupnya dipenuhi dengan kejenuhan, rutinitas dan segudang kesibukan. Untuk kedepan, prospek pengembangan agrowisata diperkirakan sangat cerah. Pengembangan agrowisata dapat diarahkan dalam bentuk ruangan tertutup (seperti museum), ruangan terbuka (taman atau lansekap), atau kombinasi antara keduanya. Tampilan agrowisata ruangan tertutup dapat berupa koleksi alat-alat pertanian yang khas dan bernilai sejarah atau naskah dan visualisasi sejarah penggunaan lahan maupun proses pengolahan hasil pertanian. Agrowisata ruangan terbuka dapat berupa penataan lahan yang khas dan sesuai dengan kapabilitas dan tipologi lahan untuk mendukung suatu sistem usahatani yang efektif dan berkelanjutan. Komponen utama pengembangan agrowisata ruangan terbuka dapat berupa flora dan fauna yang dibudidayakan maupun liar, teknologi budi daya dan pascapanen komoditas pertanian yang khas dan bernilai sejarah, atraksi budaya pertanian setempat, dan pemandangan alam berlatar belakang pertanian dengan kenyamanan yang dapat dirasakan. Agrowisata ruangan terbuka dapat dilakukan dalam dua versi/pola, yaitu alami dan buatan (http://database.deptan.go.id)
Selanjutnya agrowisata ruangan terbuka dapat dikembangkan dalam dua versi/pola, yaitu alami dan buatan, yang dapat dirinci sebagai berikut:
a) Agrowisata
Ruang Terbuka Alami
Objek agrowisata ruangan terbuka alami ini berada pada
areal di mana kegiatan tersebut dilakukan langsung oleh masyarakat petani
setempat sesuai dengan kehidupan keseharian mereka. Masyarakat melakukan
kegiatannya sesuai dengan apa yang biasa mereka lakukan tanpa ada pengaturan
dari pihak lain. Untuk memberikan tambahan kenikmatan kepada wisatawan,
atraksi-atraksi spesifik yang dilakukan oleh masyarakat dapat lebih
ditonjolkan, namun tetap menjaga nilai estetika alaminya. Sementara fasilitas
pendukung untuk kenyamanan wisatawan tetap disediakan sejauh tidak bertentangan
dengan kultur dan estetika asli yang ada, seperti sarana transportasi, tempat
berteduh, sanitasi, dan keamanan dari binatang buas. Contoh agrowisata terbuka alami adalah kawasan Suku
Baduy di Pandeglang dan Suku Naga di Tasikmalaya, Jawa Barat; Suku Tengger di
Jawa Timur; Bali dengan teknologi subaknya; dan Papua dengan berbagai pola
atraksi pengelolaan lahan untuk budi daya umbi-umbian.
b) Agrowisata
Ruang Terbuka Buatan
Kawasan agrowisata ruang terbuka buatan ini dapat
didesain pada kawasan-kawasan yang spesifik, namun belum dikuasai atau disentuh
oleh masyarakat adat. Tata ruang peruntukan lahan diatur sesuai dengan daya
dukungnya dan komoditas pertanian yang dikembangkan memiliki nilai jual untuk
wisatawan. Demikian pula teknologi yang diterapkan diambil dari budaya
masyarakat lokal yang ada, diramu sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan
produk atraksi agrowisata yang menarik.
Fasilitas pendukung untuk akomodasi wisatawan dapat disediakan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat modern, namun tidak mengganggu keseimbangan ekosistem yang
ada. Kegiatan wisata ini dapat dikelola oleh suatu badan usaha, sedang
pelaksana atraksi parsialnya tetap dilakukan oleh petani lokal yang memiliki
teknologi yang diterapkan.
Sejarah Perkembangan Agrowisata
Agritourism bermula dari ecotourism. Ecotourism adalah yang paling cepat
bertumbuh diantara model pengembangan pariwisata yang lainnya di seluruh dunia,
dan memperoleh sambutan yang sangat serius. Ecotourism dikembangkan di negara
berkembang sebagai sebuah model pengembangan yang potensial untuk memelihara
sumber daya alam dan mendukung proses perbaikan ekonomi masyarakat lokal.
Ecotourism dapat menyediakan alternatif perbaikan ekonomi ke aktivitas
pengelolaan sumber daya, dan untuk memperoleh pendapatan bagi masyarakat lokal
( U.S. Konggres OTA 1992).
Agritourism telah berhasil dikembangkan di Switzerland, Selandia Baru,
Australia, dan Austria. Sedangkan di USA baru tahap permulaan, dan baru
dikembangkan di California. Beberapa Keluarga petani sedang merasakan bahwa
mereka dapat menambah pendapatan mereka dengan menawarkan pemondokan bermalam,
menerima manfaat dari kunjungan wisatawan, ( Rilla 1999). Pengembangan
agritourism merupakan kombinasi antara pertanian dan dunia wisata untuk liburan
di desa. Atraksi dari agritourism adalah pengalaman bertani dan menikmati
produk kebun bersama dengan jasa yang disediakan.
Agrowisata merupakan bagian dari
objek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata.
Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan
hubungan usaha dibidang pertanian. Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam
memanfaatkan lahan, kita bisa meningkatkan pendapatan petani sambil
melestarikan sumber daya lahan, serta memelihara budaya maupun teknologi lokal
(indigenous knowledge) yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan
alaminya.
Potensi objek wisata dapat dibedakan menjadi objek wisata alami dan buatan
manusia. Objek wisata alami dapat berupa kondisi iklim (udara bersih dan sejuk,
suhu dan sinar matahari yang nyaman, kesunyian), pemandangan alam (panorama
pegunungan yang indah, air terjun, danau dan sungai yang khas), dan sumber air
kesehatan (air mineral, air panas). Objek wisata buatan manusia dapat berupa falitas
atau prasarana, peninggalan sejarah dan budidaya, pola hidup masyarakat dan
taman-taman untuk rekreasi atau olah raga.
Objek agrowisata yang telah
berkembang dan tercatat dalam basis data DIrektorat Jenderal Pariwisata
1994/1995 terdapat delapan propinsi yaitu Sumatera Utara, Riau, Jawa Barat,
Jawa Tengah dan DIY, Jawa Timur, NTB, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat.
Objek agrowisata umumnya masih berupa
hamparan suatu areal usaha pertanian dari perusahaan-perusahaan besar yang
dikelola secara modern/ala Barat dengan orientasi objek keindahan alam dan
belum menonjolkan atraksi keunikan/spesifikasi dari aktivitas lokal masyarakat.
Di antara objek wisata agrowisata
tersebut seperti berikut:
a) Kebun Raya Bogor
Kebun Raya Bogor didirikan 18 Mei 1817 yang semula bernama Islands
Plantentuin te Buitenzorg. Pengelolaannya kini di bawah Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indoneia (LIPI) yang menitikberatkan pada bidang pendidikan dan
penelitian daripada untuk rekreasi. Kebun Raya Bogor dengan luas 87 hektare berfungsi
untuk melestarikan tumbuh-tumbuhan secara ex situ (memindahkan tanaman dari
tempat asalnya ke tempat baru dengan dibuat sesuai dengan tempat asalnya).
Tahun 1995 koleksi Kebun Raya Bogor berjumlah 4.300 jenis tanaman dari
Indonesia, kawasan tropis Asia, Austaralia, Amerika, dan Afrika yang
penataannya dikelompokkan berdasarkan asal, habitat, dan famili tanaman. Selain
itu kebun raya Bogor juga menyedikan pelayanan informasi ilmiah, seperti adanya
paket wisata flora siswa bagi pelajar dan mahasiswa. Kebun Raya Bogor merupakan
pusat Kebun Raya yang membawahi 3 cabang Kebun Raya, yaitu Kebun Raya Cibodas,
Kebun Raya Purwodadi dan Kebun Raya Eka Karya Bali (LIPI, 2005).
b) Taman Anggrek Indonesia Permai, Jakarta
Taman ini lokasinya berdekatan dengan Taman Mini indonesia Indah (TMII).
Pengunjung dapat menikmati keindahan berbagai jenih anggrek dalam
kaveling-kaveling khusus. Taman ini juga menawarkan paket khusus budi daya
anggrek bagi mereka yang berminat dan sarana penelitian untuk pengembangan
budidaya tanaman anggrek. Selain di Jakarta, Taman Anggrek juga tedapat di
daerah Bedugul, Bali yang menjual berbagai jenis anggrek. Pengunjung yang
datang juga diberi keranjang dan gunting untuk memetik sendiri bunga yang
dipilihnya.
c) Taman Bunga Nusantara, Cipanas, Jawa Barat
Taman Bunga Nusantara yang dibuka September 1995 dengan luas kawasan 35
hektare. Lahan 25 hektare untuk tanaman hias dan berbagai macam
pohon dengan koleksi lebih dari 300 varietas yang dikumpulkan dari berbagai
benua. Di taman ini terdapat tempat khusus yang ditanami jenis tanaman
tertentu, seperti taman mawar, taman bougenvill, dan taman palem. Pengunjung
yang ingin membawa oleh-oleh berupa bunga potong juga dapat membeli di showroom
PT Alam Indah Bunga Nusantara yang letaknya bersebelahan. Untuk kegiatan para
profesional, pelajar, dan mahasiswa, pihak taman bunga nasional juga menawarkan
kegiatan seperti workshop atau seminar.
d) Taman Buah Mekarsari (TBM), Cileungsi, Jawa Barat.
Taman Buah Mekarsari diresmikan Oktober 1995. Tujuan pembangunan TBM adalah
menciptakan kebun hortikultura dengan teknologi canggih sebagai kebun
percobaan, kebun produksi, dan objek agrowisata.
TBM memiliki lahan 264 hektare dengan rancangan pola tanam menyerupai bentuk
daun lamtorogung, yang dianggap sebagai tanaman serba guna dan sebagai
pelestari lingkungan hidup. Di TBM juga disajikan cara bertanam buah untuk masa
depan yang dikenal dengan istilah tabulampot. Kini TBM mengoleksi 41 famili
yang terdiri dari 143 jenis tanaman dengan 455 varietas. Koleksi tanaman
tersebut mencakup 30 varietas jeruk, 19 varietas rambutan, 16 varietas
belimbing, 28 varietas pisang, 44 varietas durian, dan 27 varietas mangga
dengan menerapkan dengan sistem pertanian modern.
e) Oceanarium
Objek agrowisata perikanan yang
terdapat di Indonesia adalah Sea World yang memiliki oceanarium, berlokasi di
Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta. Oceanarium ini mulai beroperasi Mei 1994 yang
menyajikan kehidupan alam di bawah laut dan aneka ragam hewan laut seperti hiu,
ikan pari, penyu, dan ratusan jenis ikan yang dapat dilihat melalui terowongan
pada kolam raksasa yang terbuat dari kaca.
f) Taman Akuarium Air Tawar (TAAT)
Taman Akuarium Air Tawar (TAAT) diresmikan April 1994 berlokasi di Taman
Mini Indonesia Indah (TMII), TAAT dibangun dengan gedung berbentuk lingkaran
yang terdiri dari dua lantai seluas 5.500 M2 dengan atap berbentuk kubah
berwarna hijau. Di TAAT terdapat keanekaragaman hayati ikan dan biota air tawar
nusantara yang ditempatkan di akuarium geografik, dengan jumlah koleksi 240 buah
akuarium dan kolam yang menampung 7.500 ikan yang terdiri dari 450 jenis.
g) Taman Burung TMII
Taman burung ini berlokasi di TMII Jakarta dengan luas taman 6 hektare dan
memiliki 267 jenis burung yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan 16
jenis burung yang bukan asli Indonesia. Tahun 1995 koleksi burung di taman ini
mencapai 5.134 ekor. Di taman burung ini terdapat dua rangkaian kubah, yaitu
kubah barta yang menjadi tempat jenis-jenis burung dari Indonesia Barat dan
kubah timur yang berisi koleksi burung dari kawasan Indonesia Timur. Bahkan
terdapat juga auditorium yang menyajikan film tentang burung.
h) Taman Anggrek Ragunan
Taman anggrek Ragunan (TAR) merupakan aset Pemda DKI Jakarta dengan luas
lahan sekitar 5 ha, dikelola oleh Dinas Pertanian DKI Jakarta. Keberadaan TAR
menjadi salah satu objek Wisata Agro, yang berfungsi sebagai: tempat wisata,
tempat berlangsungnya aktivitas agribisnis tanaman anggrek baik dalam bentuk
tanaman maupun bunga potong, dan sebagai sarana untuk mempelajari seluk beluk
pemeliharaan anggrek. TAR dibagi menjadi 42 kavling yang dimanfaatkan untuk
budidaya, pembibitan tanaman anggrek dan bunga potong. Disamping
itu, dilengkapi pula dengan kios sarana produksi dan kantor pemasaran.
Kavling-kavling anggrek tersebut dikelola oleh para petani anggrek yang
tergabung dalam koperasi. Jenis-jenis anggrek yang diusahakan oleh para petani
antara lain jenis Dendrobium, Orcidium, Arachnis, Phalaenopsis, serta tanaman
hias penunjang lainnya.
i) Balai Benih Ikan Ciganjur
Balai Benih Ikan Ciganjur merupakan lahan milik Pemda DKI Jakarta dengan
luas lebih dari 10 ha. Balai ini dikelola oleh Dinas Perikanan yang
kegiatannya, antara lain: pembenihan ikan, pemeliharaan ikan dan secara berkala
diadakan atraksi lomba memancing. Selain itu, sebagian lahan ini juga
dimanfaatkan oleh para petani ikan yang mengusahakan ikan konsumsi dan ikan
hias. Produksi balai benih ikan tidak hanya melayani pembeli lokal, tetapi juga
melayani pembeli yang berasal dari luar kota Jakarta. Pengunjung yang datang
dapat membeli ikan konsumsi dan ikan hias.
j) Taman Margasatwa Ragunan
Adalah Kebun Binatang milik Pemerintah DKI Jakarta yang berdiri di atas
tanah seluas lebih kurang 135 ha. Di dalamnya terdapat koleksi satwa sebanyak
lebih kurang 3.200 ekor. Pada saat ini masih dalam tahap proses penataan dan
pembangunan untuk terwujudnya Kebun Binatang yang baik sebagai sarana rekreasi,
pendidikan, penelitian, dan konservasi fauna dan flora.
Berikut sekilas informasi tentang sejaran keberadaan Kebun Binatang di
Jakarta, antara lain:
(a)
Tahun 1864, Raden Saleh, seorang
pelukis Indonesia ternama menghibahkan sebidang tanah seluas 10 hektar di
kawasan Cikini kepada pemerintah. Oleh Pemerintah Belanda digunakan sebagai
"Lembaga untuk Tanaman dan Satwa";
(b)
Tahun 1949, Nama Lembaga untuk Tanaman
dan Satwa diganti menjadi "Kebun Binatang Cikini";
(c)
Tahun 1964, Dengan makin berkembangnya
kota Jakarta, Pemerintah Daerah memindahkan Kebun Binatang Cikini ke kawasan
Ragunan Pasar Minggu, dengan nama "Taman Margasatwa Jakarta";
(d)
Tahun 1974, Nama Taman Margasatwa
Jakarta berubah menjadi "Kebun Binatang Ragunan". Sejak saat itu
secara bertahap dilakukan penataan dan perluasan, sejalan dengan peran dan
fungsi Kebun Binatang;
(e)
Tahun 1998, Berdasarkan Perda No.13
Tahun 1998 nama "Kebun Binatang Ragunan" berubah namanya menjadi
"Taman Margasatwa Ragunan"
k). Agrowisata Kebun Teh Pagilaran
Agrowisata ini berlokasi di Desa Pagilaran, Kec. Blado,
Kab. Batang 51272 – Telp. (0285) 414030. Akomodasi yang tersedia berupa tiga
unit wisma berkapasitas 100 orang dengan tarif antara Rp. 60.000,- sampai Rp.
80.000,- per malam, dan dua homestay berkapasitas 20 orang dilengkapi fasilitas
air panas dengan tarif Rp. 250.000,- per malam. Ruang
pertemuan dengan kapasitas 50 orang dan gedung pertemuan berkapasitas 500
orang. Tersedia lapangan olah raga tenis, badminton, sepak bola, volly ball,
bilyard dan lain-lain. Transportasi keliling kebun Pagilaran berikut pemandu
lokal. Menikmati kesenian khas Pagilaran, seperti lengger tradisional, lengger
kreasi baru, Kuntulan, Kuda Lumping, Karaoke dan lain-lain. Melayani
paket-paket wisata pendidikan, konvensi, rekreasi, hikking, trekking, camping,
arisan, pesta, syukuran dll. Menyediakan arena wisata minat khusus, seperti
sepeda gunung, tebang layang, kunjungan ilmiah dll. Pemandangan dan pesona
hamparan kebun teh di pegunungan dengan ketinggian 1.000 sampai 1.500 meter
dpt.
Melihat proses pembuatan teh mulai dari pemetikan, pengolahan sampai
pengepakan di pabrik. Anda dapat menikmati paket tea walk bersama instansi,
sekolah, organisasi ataupun perusahaan anda, dengan berolah raga santai sambil
menghirup udara sejuk dan segar.
Menikmati matahari terbit dan tenggelam di cakrawala Lingkungan pertamanan
yang sehat, alami dan segar, jauh dari kebisingan dan polusi. Suhu kebun 15 0 –
18 0 C pada malam hari, 21 0 – 25 0 C pada siang hari.
Air terjun/Curung Binorong dan Curung Kembar, dengan pemandangan di
sekitarnya yang indah dan alami, dan hamparan kebun teh dan kebun cengkeh
sepanjang lereng pegunungan Obyek peninggalan sejarah seperti rumah peninggalan
Belanda, Kopel, Kerata Gantung, Bak Air Sijegang dll.
Pada tahun 1880 Perkebunan Pagilaran didirikan oleh suatu maskapai Belanda.
Tahun 1922 dibeli oleh Pemerintah Inggris dan digabung dengan Pemanukan anda
Tjiasem Land’s PT (P & T LAND’ S PT) Tahun 1964 Hak Guna P & T LAND’S
habis dan diambil alih oleh Pemerintah Indonesia 23 Mei 1964 oleh pemerintah
diserahkan kepada Fakultas Pertanian UGM dengan tujuan Peningkatan Pelaksanaan
Tri Dharma Perguruan Tinggi disamping sebagai perusahaan dengan nama PN
PAGILARAN 1 Januari 1974 PN PAGILARAN statusnya menjadi PT PAGILARAN 5 Mei 1977
mendapat tambahan areal Segayung Utara menjadi bagian dari kebun Pagilaran
dengan surat No. 14/hgu/da/77.
l) Wisata Agro Margo Utomo
Pada tahun 1943, Bapak Haji R. Moch. Moestadjab, mewarisi 9 hektar tanah
yang ditanami dengan kelapa, kopi, pala dan cengkeh. Kemudian beliau meneruskan
usaha ayahnya sampai tahun 1975, ketika harga dari hasil-hasil perkebunan jatuh
di pasaran, hal tersebut menimbulkan suatu keyakinan pada dirinya dengan suatu
pemikiran yang cemerlang untuk memanfaatkan lahan perbunannya yang sangat luas
tersebut, dengan pengalaman beliau sebagai penanam selama 32 tahun dan
digabungkan dengan perjalanan ke pedesaan. Dimulai hanya dengan 2 kamar, yang
diberi nama Wisma Margo Utomo, beliau mengajak para turis untuk berkunjung ke
perkebunan dan kalibaru dengan menginap selama satu malam atau lebih di rumah
tamunya. Sampai Bapak Mr. R. Moch. Moestajab berpulang pada bulan Juni 2000,
beliau telah sukses menambah kapasitas Margo Utomo menjadi 51 kamar.
Kesempatan untuk menjelajahi surga ini, jauh dari pengalaman yang telah Anda miliki. Nikmati pertumbuhan kopi lokal di tempat peristirahatan, atraksi tradisional dalam pembuatan gula kelapa dan perjalanan ke air terjun dibelakang perkebunan. Temui juga pemandangan yang sangat indah di Jawa timur, dengan mengikuti perjalanan ke desa (Village Tour), warna-warna bunga-bunga topis, serta perjalanan yang mengesankan ke taman nasional. Tak jauh dari Margo utomo, wisatawan juga dapat berkunjung ke dataran Ijen, dengan gunung api yang masih aktif yang kawahnya paling beracun di dunia.
Kesempatan untuk menjelajahi surga ini, jauh dari pengalaman yang telah Anda miliki. Nikmati pertumbuhan kopi lokal di tempat peristirahatan, atraksi tradisional dalam pembuatan gula kelapa dan perjalanan ke air terjun dibelakang perkebunan. Temui juga pemandangan yang sangat indah di Jawa timur, dengan mengikuti perjalanan ke desa (Village Tour), warna-warna bunga-bunga topis, serta perjalanan yang mengesankan ke taman nasional. Tak jauh dari Margo utomo, wisatawan juga dapat berkunjung ke dataran Ijen, dengan gunung api yang masih aktif yang kawahnya paling beracun di dunia.
Lokasi Margo Utomo Resort adalah di Kalibaru di sebelah selatan gunung
Raung sebelah kanan di belakang stasiun kereta api. Kalibaru dapat dijangkau
dengan menggunakan kapal ferri dari Gilimanuk, Bali dan dilanjutkan dengan
kereta api dari Banyuwangi. Juga dengan menggunakan bis atau kereta sekitar 1,5
jam dari Surabaya melalui jalan selatan.
Dikelilingi oleh pemandangan yang indah dari gunung Raung dan kebun yang
luas dengan buah- buahan dan bunga-bunga tropis. Rumah tamu dibangun dengan
model tradisional jawa, dengan balkon/teras khusus. Akhirnya ke perkebunan yang
luas dengan berbagai macam rempah rempah dan buah buahan sperti kelapa, pisang,
pala, kopi, lada dan vanili.
Dengan suhu udara yang lebih menyenangkan dibandingkan dengan di dataran
rendah, dengan suhu yang cukup dingin pada malam hari. Dengan keramahtamahan
penduduk setempat yang siap menyambut Anda, Margo Utomo menjamin liburan anda
tidak akan mengecewakan.
No comments